Indramayunews – Kabupaten Indramayu Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang kaya dengan adat tradisi dan budaya turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Salah satu tradisi yang kini masih dijaga salah satunya yaitu tradisi Ngarot atau “Ngaruat” , tradisi ini masih dilakukan oleh sebagai Warga di Kecamatan Lelea salah satunya di Desa Lelea Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Tradisi ini digelar dalam rangka menyambut musim tanam atau rendeng yang diawali dengan arak-arakan atau pawai kasinoman putra dan kasinoman putri (gadis ngarot) hingga ke batas Desa, kemudian menuju kantor Desa setempat, uniknya dalam tradisi ngarot tersebut, peserta yang mengikuti pawai ini diwajibkan harus masih gadis dan perjaka.
Setelah sampai di Kantor Desa atau Balai Desa, dilanjutkan dengan prosesi adat Ngarot. Diawali dengan pembacaan silsilah atau sejarah Ngarot oleh sesepuh Desa. Kemudian prosesi penyerahan bibit padi kepada kasinoman putra oleh Kepala Desa Lelea. Dilanjutkan penyerahan kendi berisi air oleh istri Kepala Desa Lelea kepada kasinoman putri. Serta penyerahan peralatan pertanian yang lainnya oleh pajabat maupun perangkat Desa setempat.
Menurut Kepala Desa Lelea Raidi mengatakan. Tradisi Ngarot merupakan warisan budaya nasional, yang termasuk kedalam warisan tak benda. Pihaknya berharap generasi penerus khususnya dari Desa Lelea dapat memelihara dan merawat serta menjaga adat tradisi ngarot yang dimilikinya.
“Tradisi Ngarot yang telah turun temurun dilakasanakan bagi masyarakat Desa Lelea merupakan salah satu alat mediasi, serta perwujudan syukur atas apa yang telah diraih khususnya dalam sektor pertanian. Selain itu juga sebagai ajang silaturahmi antar semua elemen masyarakat dengan pemerintah Desa, selain itu, tradisi ini juga merupakan ajang pencarian jodoh anatar gadis dan jejaka. Tradisi ini menurut sesepuh Desa/tokoh masyarakat setempat, tradisi ini setiap tahun ngarot tetap harus dilakasanakan”, Ungkapnya.
Raidi menambahkan, seiring dengan berjalanya waktu pada setiap pelaksanaan upacara adat ngarot harus tetap mengikuti prosesi dan tata cara pelaksanaan adat ngarot. Dengan demikian setiap simbol yang terdapat pada pelaksanaan ngarot merupakan wujud keseharian kita.
“Simbol-simbol yang dipakai oleh kasinoman bujang jung cuwene (bujang dan perempuan/perawan) terdapat makna atau arti. Pada prosesi upacara adat ngarot merupakan bentuk syukur kita terhadap yang Maha Esa,” kata Raidi.
Salah satu simbol yang dipakai oleh kasinoman putri adalah hiasan kembang/bunga. Diantaranya bunga atau kembang yang dipakai tersebut adalah bunga kenanga. Pesannya, agar remaja putri tetap menjaga keperawananya. (Sep)