28.4 C
Indramayu
Rabu, 12 Februari 2025

Tradisi Grebeg Syawal Kasultanan Kanoman Dipadati Ribuan Pengunjung Dari Berbagai Daerah

CIREBON, indramayunews.id Sepekan pasca hari raya Idul Fitri 1444 hijriah tahun 2023, ribuan masyarakat dari berbagai daerah termasuk wilayah Cirebon dan sekitarnya, sejak pagi hingga siang terus berdatangan memadati area situs Makam Kramat Sunan Gunung Jati Desa Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Sabtu (29/04/2023).

Mereka rela menunggu rombongan keluarga dari Keraton Kesultanan Kanoman untuk menyaksikan acara prosesi ritual tradisi Syawalan atau Grebeg Syawal yang di gelar oleh Sultan Kanoman berserta karabat Keraton Kanoman Cirebon.

Acara tradisi grebeg syawal ini digelar setiap tanggal 8 Syawal setelah selama 7 hari pasca Idul Fitri mereka melaksanakan puasa syawal dan esok harinya mereka melakukan ziarah ke makam leluhurnya yaitu Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan yang merupakan pendiri Padukuhan Caruban atau yang sekarang menjadi Cirebon dan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama islam di tanah jawa termasuk Cirebon, serta para Raja dan Sultan Keraton Kanoman yang lebih dulu wafat.

Humas Kasultanan Kanoman Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST., M.Hum. menjelaskan, Grebeg Syawal merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh Kesultanan Kanoman Cirebon sejak beberapa abad lalu.

Prosesi ritual tradisi yang ditahbiskan (disucikan) dalam bentuk “pengakuan” terhadap silsilah para leluhur dan perhelatan (Kenduri/Selametan atas rasa syukur) yang berisi doa bersama untuk para Raja-raja Cirebon khususnya Raja-raja Kesultanan Kanoman yang telah seda/Laya (wafat).

Kesultanan Kanoman Cirebon melaksanakan ritual tradisi Grebeg Syawal yang dipimpin oleh Sultan Kanoman XII, yang mulia Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin yang dalam hal ini diwakili oleh Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, Patih Kesultanan Kanoman.

Esensi prosesi ritual ini merupakan ziarah kubur (Nyekar) ke makam Raja-Raja Kesultanan Kanoman yang telah wafat dan dimakamka di komplek Astana Gunung Sembung (komplek makam Sunan Gunung Jati).

Prosesi ini diawali dengan bersamanya keluarga Sultan di Pendopo Jinem Keraton Kanoman. Pada pukul 06.30 WIB Gusti Patih dan keluarga berangkat dari Pendopo Jinem Keraton Kanoman dan diperkirakan sampai di Astana Gunung Sembung sekitar pukul 07.00 WIB.
Sesampainya di Astana Gunung Sembung, Gusti Patih dan keluarga memasuki Kori (pintu) Gapura yakni pintu pertama yang ada di dekat alun-alun dan Kori (pintu) Krapyak.

Kemudian memasuki pintu tujuh (Lawang Pitu) Giri Nur Saptarengga, ketujuh pintu itu antara lain : pintu Pasujudan, yakni pintu yang biasa para peziarah umum berdoa dan bertawasul, kemudian memasuki pintu Ratna Komala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca, pintu Bacem, baru kemudian ke pintu yang ke 9 yakni pintu Teratai, menuju ruangan dalam pesarean Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang berada di puncak bukit Gunung Sembung (Giri Nur Saptarengga)

Di ruangan dalam pesarean Gusti Patih bersama keluarga melakukan tahlil, dzikir serta berdoa di makam-makam leluhur Cirebon yang ada di dalam Gedung Jinem, makam panembahan Ratu I, dan makam Sultan-sultan Cirebon.

Kemudian setelah melakukan ziarah kubur, rombongan langsung menuju pesarean di area makam. Acara ritual ini kemudian ditutup dengan acara buka puasa bersama yang diikuti oleh abdi dalem dan masyarakat yang hadir dalam acara adat tersebut, dengan menikmati nasi bogana dan sejumlah makanan khas keluarga keraton.

Selain itu, tradisi grebeg syawal ini juga merupakan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat dan limpahan nikmat yang diberikan Allah SWT. (Sep)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

10,540FansSuka
1,787PengikutMengikuti
1,871PelangganBerlangganan

Latest Articles