28.9 C
Indramayu
Selasa, 11 Maret 2025

Kupas Tuntas Pro Kontra Al Zaytun, Syekh Panji Bantah Terlibat dalam Negara Islam Indonesia (NII)

Foto istimewa: Syekh AS Panji saat menerima Tim Investigasi Provinsi Jabar

GANTAR, indramayunews.id – Polemik yang terjadi di Pondok Pesantren Mahad Al Zaytun benar_benar menyita perhatian publik. Pro dan kontra terhadap pondok pesantren yang konon terbesar se_Asia Tenggara juga terjadi saat mencuatnya gelompang pengunjuk rasa dariĀ  sejumlah kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Solidaritas Dharma Ayu menuntut Al Zaytun segera dibubarkan karena secara historis terkait dengan NII. selain itu mereka meminta negara harus hadir dan mengusut tuntas penistaan agama, usut tuntas sumber dana, penguasaan lahan negara, kaji ulang perizinan dan administrasi serta usut tuntas dugaan kasus pelecehan yang dilakukan Panji Gumilang.

Sementara yang pro Al Zaytun juga menyatakan siap melawan apabila para pengunjuk rasa melakukan anarkis. Mereka dengan jumlah ribuan massa juga menjaga pintu masuk Ponpes. Bahkan mereka menolak seluruh tuduhan yang dilontarkan para pendemo itu tidak benar dan tak sesuai fakta di lapangan. Itulah yang terjadi dalam dua pekan terakhir di lokasiĀ  Al Zaytun.

Sudah seharusnya pemerintah ambil sikap untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Buka seluas_luasnya ke publik, apa yang ditemukan di lapangan sehingga tak jadi bola liar. Al Zaytun juga harus legowo apabila benar telah terjadi dugaan penyimpangan dan publik juga sama harus menerima apabila semua yang dituduhkan itu tidak benar atau tidak terbukti.

Melihat kondisi di lapangan yang terus memanas sehingga Pemkab Indramayu dan Pemerintah Provinsi Jabar tidak tinggal diam. Gubernur Jabar melalui Bupati Indramayu untuk segera mengantarkan surat ke SyekhĀ  Panji Gumilang pada Kamis,22 Juni 2023.

Malam Kamis sekitar pukul 20.00 WIB, Tim Investigasi bentukan Gubernur Jabar akhirnya bisa menemui Syekh Panji-panji di Masjid Rahmatan Lil Alamin. Dari pertemuan anggota tim yang malam itu juga tampak hadir Dandim Indramayu Letkol Letkol ARM Andang Radianto, Ketua Tim Prof Bardruzaman dan angota Kesbangpol Indramayu. Akhirnya Syekh Panji mengiyakan akan hadir ke Gedung Sate Bandung pada hari Jumat, 23 Juni 2023.

Tanggapan Pimpinan Mahad Al Zaytun, Syekh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang Tekait Tuduhan Al Zaytum Terlibat NII

Syekh Panji Gunilang dalam siaran persnya membantah semua tudingan terkait keterkibatannya dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Menurutnya NII sudah selesai sejak pimpinannya menyatakan kembali kepada Ibu Pertiwi yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Karena itu, Syekh Panji Gumilang heran dengan tudingan bahwa Al Zaytun dikaitkan dengan NII. Padahal, organisasi tersebut sudah bubar.

Adapun hasil penelitian yang diklaim telah dilakukan oleh MUI pada tahun 2002, ditegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.

Sebab, pada tahun 2002 tidak pernah ada MUI datang ke Al Zaytun. Bahkan selembar surat pun tidak pernah disampaikan ke pondok pesantren yang dipimpinnya.

“Siapa yang mengungkapkan nama itu? NII sudah selesai. Pimpinannya sudah menginstruksikan kepada warganya, kembali kepada ibu pertiwi. NKRI. Dasarnya Pancasila. Berundang-undang Dasar 1945. Itu selesai,” kata Syekh Panji Gumilang dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan Mahad Al Zaytun.

Ditegaskan Syekh Al Zaytun bahwa lembaga pendidikannya tidak bisa dikaitkan dengan NII dan memang tidak ada kaitannya.

“Al Zaytun tidak bisa dikait-kaitkan dengan itu. Justru yang ada teroris itu, di majelis ulama. Teroris di pusat dan di daerah. Ini yang mau menggeriring kepada peristiwa-peristiwa yang sudah selesai,” bebernya.

Karena itu, Syekh Al Zaytun menduga bahwa yang ingin mendirikan NII adalah mereka yang sering mengungkapkannya. “Jangan-jangan ini yang ingin mendirikan NII lagi,” sindirnya.

Terkait segala hal yang dipersoalkan di Al Zaytun, syekh menegaskan bahwa hal tersebut sudah selesai dan sesuai dengan administrasi.

“Macam-macam ada urusan tanah. Tanah Al Zaytun selesai, bersertifikat. Keuangan. Di sinilah kemampuan mengelola keuangan seperti konglomerasi,” tandasnya.

Karenanya, AS Panji Gumilang mengaku heran, karena ketika ekonomi berjalan di Al Zaytun, justru dirinya dikatakan garong sana sini

“Tanyakan kepada semua aparat negara, kapan Panji Gumilang menggarong? Kapan mencuci otak orang-orang,” tegasnya.

Karena itu, ditegaskan kembali oleh AS Panji Gumilang bahwa pertemuan di Gedung Sate, Kota Bandung hanya menyepakati bahwa proses tabayun dilaksanakan di Kampus Mahad Al Zaytun.

“Jadi simpulnya, kemarin itu kesepakatan. Tabayun itu, dilaksanakan di Al Zaytun. Ketika itu tidak disepakati, bisa dijawab. Tapi sudah disepakati. Dilaksanakan di kampus ini. Di Al Zaytun ini,” tegasnya.

Karena itu, dia menuntut agar pelaksanaan dari kesepakatan tersebut ditepati sebagai bentuk komitmen. Karena berupa kesepakatan, pihak Mahad Al Zaytun juga tidak akan mengirimkan undangan.

Justru dari Mahad Al Zaytun siap menerima tim bentukan dari Gubernur Jawa Barat untuk datang dan melakukan tabayun di kampus.

Dia pun sempat mengulas kembali langkah yang dilakukan Departemen Agama tahun 2002 yang telah melaksanakan penelitian, 6 bulan lebih hampir 7 bulan. Hasilnya pun sudah ada. Bisa dibaca.

“Kemudian ada omongan, MUI juga melaksanakan penelitian tahun 2002, tapi tidak pernah menginjakan kaki di sini,” tegasnya.

Karenanya, dia mempertanyakan klaim dari MUI yang menyatakan pernah meneliti di Al Zaytun. Padahal, tidak sekalipun datang ke kampus di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu.

“MUI numpang, katanya sudah meneliti. Sudah masuk. Satu lembar pun surat tidak ada. Penipuan. Yang menghasut dan menyesatkan orang banyak,” bebernya. Seperti dikutip radarcirebon.com. (tim)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

10,540FansSuka
1,787PengikutMengikuti
1,871PelangganBerlangganan

Latest Articles