INDRAMAYU, indramayunews.id – Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Pada Rabu, 17 Januari 2024, Indonesia kehilangan salah satu ulama kharismatiknya, KH Syakur Yasin, yang lebih akrab disapa Buya Syakur. Wafatnya Buya Syakur pukul 02.00 WIB di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indramayu dan beyond.
Dilahirkan pada tahun 1948 di Desa Tulungagung, Indramayu, Buya Syakur meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perkembangan keilmuan Islam di Indonesia. Meskipun usianya genap 75 tahun, Buya Syakur aktif berdakwah dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya hingga detik-detik terakhirnya.
Pendidikan Buya Syakur membentang dari Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, hingga ke berbagai negara di Timur Tengah. Kemahirannya dalam bahasa Arab memungkinkannya untuk menerjemahkan kitab-kitab penting ke dalam bahasa Indonesia. Perjalanan pendidikan formalnya mencakup Kairo, Mesir, Libya, Tunisia, London, Inggris dan pengalaman di Oxford.
Setelah belasan tahun berdakwah dan menimba ilmu di luar negeri, Buya Syakur kembali ke tanah air pada tahun 1991. Fokusnya berubah menjadi berdakwah di kampung halamannya, Indramayu. Beliau mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada tahun 2000 dan membangun pondok pesantrennya pada tahun 2006.
Selain kegiatan dakwah melalui pondok pesantren, Buya Syakur juga aktif mengisi kajian-kajian masyarakat, sebagian besar diunggah melalui media sosial. Kepergiannya meninggalkan kesan mendalam dalam sejarah keilmuan dan keagamaan di Indramayu. Jenazah almarhum direncanakan akan dimakamkan pada pukul 10.00 WIB, menjadi momen perpisahan terakhir bagi masyarakat yang begitu mencintai dan menghormatinya. Husnul Khatimah untuk Buya Syakur Yasin, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.(Dra)