INDRAMAYU, indramayunews.id – Dalam rangka pemenuhan dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang berprinsip Hak Asasi Manusia (HAM), Rupbasan Indramayu gandeng SLB Negeri 2 Indramayu melakukan kerja sama dalam pengenalan bahasa isyarat Kamis (27/6)
Kepala Rupbasan Indramayu, Nanang badruzzaman mengatakan, pihaknya merealisasikan hal tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 25 Tahun 2023 tentang Pelayanan Publik Berbasis HAM (P2HAM), melalui kerjasama dengan Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Indramayu, Elka asmartuti melalui wakil Kepala sekolah Mulyani
“Adapun, rencana kerja sama ini dalam rangka mengakomodir hak-hak penyandang disabilitas, baik sebagai pengguna layanan dalam hal ini masyarakat luas.
Nanang menjelaskan, kerja sama ini akan segera dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama terkait penyediaan layanan, bagi penyandang disabilitas berupa pendampingan, pelatihan,pengenalan bahasa isyarat bagi petugas Rupbasan indramayu
Nanang menerangkan, sebagai wujud pembangunan Zona Integritas menuju WBK Kepala Rupbasan Indramayu besarta jajaran terus memaksimalkan pelayanan yang terbaik kepada aparat penegak hukum maupun masyarakat.
Sementara, Mulyani mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah cepat Kepala Rupbasan Indramayu dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat bagi penyandang disabilitas.
“Jadi, memang penyandang disabilitas ini memerlukan perlakuan dan pelayanan khusus dalam hal ini pelayanan yang ramah termasuk pada penyediaan sarana dan prasarana. Mereka berkebutuhan khusus, memang harus diperhatikan. Alhamdulillah Rupbasan Indramayu merespons dengan baik dan cepat, kami sangat mengapresiasi,” ujar Mulyani.
Selanjutnya Pelatihan dan pengenalan bahasa isyarat langsung di bimbing oleh Atik Wahyuni selaku guru bahasa isyarat SLBN 2 Indramayu,jajaran Rupbasan Indramayu sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut,Pengetahuan yang sangat baik dan perlu dipelajari, karena pengetahuan tentang BISI maupun BISINDO dapat mendukung layanan pemerintahan yang lebih inklusif, ujar Nungki salah satu peserta pelatihan.(TIM)