INDRAMAYU, indramayunews.id_ Kasus miras oplosan yang menyebabkan korban jiwa memang sangat memprihatinkan, terutama ketika kembali marak di daerah seperti Indramayu.
Kejadian di Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, yang menyebabkan tiga warga tewas setelah mengonsumsi miras oplosan menjadi alarm keras bagi masyarakat dan pihak berwenang.”Penegak hukum di Indramayu harus segera turun. Terutama penegak Peraturan Daerah (Perda) yang harus turun,”jelas tokoh masyarakat Indramayu, H Abas kepada indramayunews.id, Jumat 13 Desember 2024 di rumahnya.
Dijelaskan Kiyai Abas, penyebab utama maraknya kasus ini biasanya adalah harga murah dan akses mudah. Miras oplosan sering kali dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada minuman berlisensi, sehingga menarik minat konsumen.
Kurangnya edukasi di antaranya banyak masyarakat tidak memahami bahaya racun dalam miras oplosan, seperti metanol, yang dapat menyebabkan keracunan fatal.
Selain itu lanjut Abas, pengawasan lemah dan barangnya operasi pekat sehingga terkesan peredaran miras dibiarkan di Indramayu. Bahkan sudah membudaya di tengaha masyarakat saat ada hajatan, warga seperti tidak pas kalau gak ada miras.
Produksi dan distribusi miras oplosan sering kali dilakukan secara ilegal dan sulit diawasi oleh aparat penegak hukum. Pihak berwenang di Indramayu perlu segera mengambil tindakan seperti melakukan razia dan penegakan Hlhukum diharuskan mengintensifkan razia terhadap tempat produksi dan penjualan miras oplosan.
Edukasi publik juga penting yaitu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya miras oplosan. Juga adanya kolaborasi dengan tokoh masyarakat. Yakni Melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk mencegah konsumsi miras ilegal. Hal ini yang masih minim di Indramayu dengan alasan klasik gak ada anggaran. (tim)
