STOK AMAN _ Menteri Perikanan memastikan stok ikan di Karangsong cukupi kebutuhan Nataru, Kamis, 27 Desember 2024 di Muara Karangsong Indramayu/Indra Maehadi
INDRAMAYU, indramayunews _ Indramayu merupakan salah satu daerah produksi ikan terbesar di Jawa Barat. Juga menjadi daerah andalan sebagai lumbung padi tingkat nasional. Sehingga sangat lah wajar jika menjadi perhatian oleh Pemerintah Pusat dalam kedua sektor perikanan dan pertanian tersebut.
Seperti yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (RI), Sakti Wahyu Trenggono
Ia bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Cold Storage Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat, 27 Desember 2024.
“Kunjungan ini untuk melihat secara langsung kondisi pusat produksi perikanan. terbesar di Jawa Barat bagian utara. Guna memastikan stok menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta Lebaran 2025 mendatang,”jelas Sakti Wahyu Trenggono, kepada wartawan dalam jumpa persnya.
Dalam kesempatan tersebut, Trenggono menekankan pentingnya Karangsong sebagai salah satu pusat produksi ikan tangkap utama di Jawa Barat.
Ia memastikan bahwa stok ikan menjelang Nataru cukup tersedia dan harga tetap stabil.
“Di Karangsong ini, produksi ikan tangkap sangat signifikan. Kami pastikan stok ikan cukup dan harganya stabil, terutama menjelang Nataru,” ujarnya.
Trenggono menjelaskan bahwa setiap hari, sekitar 14 ton ikan dari Karangsong dikirim ke Muara Baru, Jakarta, sementara sekitar 5 hingga 10 ton lainnya dipasok ke Bandung dan daerah sekitarnya.
Hal ini menunjukkan peran Karangsong yang vital dalam menyuplai kebutuhan ikan untuk pasar domestik.
Selain itu, Menteri Trenggono juga mengungkapkan bahwa Badan Pangan Nasional sedang membangun sekitar 30.000 dapur umum untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini bertujuan untuk memberikan makanan bergizi, terutama ikan, kepada para siswa di berbagai daerah.
Ikan, yang kaya akan kandungan omega-3 dan omega-6, dipilih sebagai sumber protein utama karena kualitasnya yang tinggi dan harga yang terjangkau.
Dapur-dapur umum ini diharapkan dapat membantu menciptakan pola makan yang sehat bagi anak-anak, meningkatkan gizi mereka, serta mendukung ketahanan pangan nasional.
Mengenai kondisi cuaca yang sering kali ekstrem di akhir tahun, Trenggono juga menyampaikan bahwa musim cuaca buruk memang mempengaruhi aktivitas nelayan.
Namun, ia memastikan bahwa para nelayan akan kembali melaut pada bulan Februari setelah masa istirahat.
“Memang, musim-musim tertentu seperti Desember dan Januari menantang bagi nelayan, tapi mereka sudah kembali ke laut setelah istirahat. Kami juga melihat hasil produksi yang berkualitas tinggi, terutama dari Laut 712 dan Laut Jawa, seperti cakalang dan tongkol,” pungkas Trenggono.
Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di sektor perikanan, sekaligus memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses makanan bergizi dengan harga yang stabil dan terjangkau, terutama di masa-masa liburan dan perayaan. (dra)