KARANGAMPEL, indramayunews.id – Anggota Komisi V DPR RI, Dedi Wahidi mengatakan, mimpi para santri untuk menempuh pendidikannya hingga ke Luar Negeri akan segera menjadi kenyataan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dedi Wahidi saat menggelar acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV Halaqoh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren se-Indonesia, yang digelar di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jumat (08/10).
Dedi Wahidi mengatakan, mimpi para santri untuk melanjutkan studinya le Luar Negeri sebentar lagi bisa terwujud.
Keseriusan pemerintah dalam mendukung pendidikan berbasis pesantren ini tidak main-main dan direalisasikan dengan disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren yang mengatur tentang dana abadi pesantren.
“Dana abadi pesantren itu kan bukan untuk bangunan fisik, tapi untuk biaya beasiswa kuliah baik dalam negeri maupun luar negeri. Nanti santri bisa belajar kemana saja termasuk ke negara-negara maju,” ujar Dedi Wahidi.
Dedi Wahidi berpesan kepada para santri agar lebih semangat dalam belajar karena tidak ada lagi alasan terkendala biaya.
Lanjut dia, beasiswa itu bisa berasal dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Masih disampaikan Dedi, selama ini, memang sudah banyak santri yang melanjutkan studinya ke luar negeri, hanya saja mayoritas mereka melanjutkan studinya ke negara timur tengah.
Ke depan, para santri harus bisa kuliah ke Negara-negara maju, seperti Negara Eropa, China, Jepang, Korea, Jerman, Inggris, Francis, maupun Amerika.
“Kami berharap nanti bisa kompetitif saat para santri masuk ke pasar kerja, mereka bisa bersaing dengan para pekerja dari negara-negara lain,” ujar dia.
Sementara menurut Presidium Nasional Halaqoh BEM Pesantren Indonesia, Muhammad Naqib Abdullah mengatakan, di era digital ini mahasantri harus bisa beradaptasi. Ide, gagasan dan inovasi diperlukan untuk menjadi bekal kepemimpinan santri di masa depan.
“Mahasantri juga tidak hanya menguasai kitab kuning tetapi juga menguasai bidang lain seperti enterpreneur, politik, dan lainnya,” tandas Gus Naqib. (Wri)