INDRAMAYU, indramayunews.id – Sejumlah keberhasilan berhasil dibukukan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, di 1 tahun masa kepemimpinan Bupati Hj Nina Agustina SH MH CRA. Bukan hanya kata-kata, namun berdasarkan fakta dan data.
Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinkes Indramayu, dr Wawan Ridwan MM kepada indramayunews.id, Senin (28/2). Keberhasilan yang dicapai, bahkan mendapatkan penghargaan dari pihak terkait.
“Progres penurunan AKI dan AKB mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jabar sebagai 45 Top Inovasi Pelayanan Publik Jawa Barat pada program Ngiung-ngiung Hayuk,” ungkapnya.
Penurunan kasus stunting juga menjadi yang tertinggi di Jawa Barat. Yakni sebanyak 14,7 % dari 29,12 menjadi 14,4 % di tahun 2021. Untuk hal ini, Indramayu menduduki peringkat ketiga kasus stunting terendah di Jawa Barat.
“Iya benar. Indramayu saat ini menduduki peringkat ketiga dengan kasus stunting terendah di Jabar, setelah Kota Depok dan Kota Bekasi,” jelasnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari sejumlah aplikasi yang diterapkan. Diantaranya Gesit (Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu) sebagai alat pantau dan monitoring data stunting di Kabupaten Indramayu, Si Irma Ayu (Sistem Informasi Rujukan Ibu dan Anak) yang mempercepat penanganan awal prarujukan kasus ibu dan bayi di fasilitas rujukan, serta Gelis (Gerakan Lansia Indramayu Sehat) yang mempermudah pelaporan kesehatan lansia untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat sesuai data yang dilaporkan.
“Kelengkapan data pada sistem aplikasi bahkan diapresiasi oleh salah satu provider seluler, yang sangat membantu program penurunan stunting di Indramayu,” imbuhnya.
Pada bidang pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), terus mengupayakan capaian vaksinasi Covid-19. Hingga 26 Februari 2022, total vaksinasi yang telah dicapai adalah sebanyak 2.278.323. Dengan rincian vaksin pertama 1.285.467 (87,87%), vaksin kedua 965.234 (65,98%) dan vaksin ketiga 27.622 (1,89%).
“Kita akan terus upayakan kegiatan vaksinasi Covid-19. Sebagai salah satu langkah memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tegasnya.
Di bidang pelayanan kesehatan (Yankes), Dokmaru (Dokter Masuk Rumah) menjadi program unggulan di 49 Puskesmas dengan manfaat yang dirasakan oleh banyak orang. Sepanjang tahun 2021, 925 panggilan telepon tercatat menghubungi Call Centre Dokmaru. Lima puluh tujuh kasus gawat darurat ditindaklanjuti, 442 kasus non-gawat darurat serta 426 telepon layanan informasi.
“Kehadiran Dokmaru lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena layanan ini dapat menjangkau luas, bahkan untuk mereka yang berada di pelosok pedesaan,” tukasnya.
Sementara untuk bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), Pemerintah Kabupaten Indramayu terus berupaya meningkatkan jumlah kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk warga miskin di Kabupaten Indramayu. Selain mendukung program Pemerintah Kabupaten Indramayu, hal ini dilakukan dalam rangka mencapai jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC).
“Saat ini jumlah kepesertaan BPJS-PBI APBN sebanyak 807.991 jiwa. Sementara untuk BPJS-PBI APBD adalah 194.381 jiwa,” tandasnya.
Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan proses pendataan dan pendaftaran kepesertaan BPJS bagi masyarakat miskin di Kabupaten Indramayu.
Selain mengusulkan data masyarakat miskin yang menggunakan SKTM dan mendapatkan pelayanan kesehatan kelas 3 di RSUD menjadi peserta BPJS-PBI APBD, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga terus mengerahkan desa/kecamatan mendata masyarakat miskin untuk diusulkan sebagai peserta BPJS-PBI APBD dan didaftarkan dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).
“Dengan hal ini kepesertaan BPJS-PBI mengalami peningkatan yang diharapkan akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indramayu. Dan ini merupakan satu dari sekian banyak terobosan yang telah dijalankan, selama 1 tahun masa kepemimpinan Bupati Nina,” pungkasnya.(IN-012)