JUNTINYUAT, indramayunews.id – Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, hilang kontak dengan keluarga di Tanah Air. Keluarga meminta bantuan pemerintah, agar segera mendapatkan kejelasan akan nasib salah satu Pahlawan Devisa ini.
Menurut Sardiyah (49), istrinya yang bernama Fitriah (36), berangkat sebagai buruh migran pada tahun 2014 silam, melalui PT A. Fitriah kemudian ditempatkan sebagai pembantu rumah tangga (PRT), di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
“Sudah delapan tahun berangkat ke luar negeri. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar beritanya,” tuturnya kepada indramayunews.id, Sabtu (19/3).
Bukan tanpa usaha, ia mengaku telah beberapa kali meminta bantuan perusahaan penyalur (PJTKI, red) yang memberangkatkan Fitriah. Namun usahanya sia-sia dan tak membuahkan hasil.
“Saya harus ngeluarin minimal Rp2 juta untuk sekali ngurus ke PT (PJTKI, red). Sampai berusaha kemana-mana untuk pinjam uang, tapi percuma hasilnya engga ada,” jelasnya.
Dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan, ia tak ingin berharap banyak dari bantuan pihak PJTKI. Ia kini hanya menggantungkan harapan kepada pemerintah, agar segera membantu dirinya untuk mendapatkan kejelasan akan nasib dan keberadaan Sang Istri.
“Berangkat ke luar negeri ya niatnya pengen bantu-bantu perekonomian keluarga. Minta tolong kepada Pak Jokowi dan Pemerintah Indonesia, bantu keluarga saya agar segera bisa menemukan dan memulangkan istri saya,” pintanya sembari memelas.
Untuk diketahui, Fitriah (36) warga Desa Segeran Blok Sidepok Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, berangkat menjadi TKW pada tahun 2014. Melalui PT A, Fitriah kemudian ditempatkan sebagai PRT di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Tanpa kabar berita selama delapan tahun, Fitriah sangat dirindukan suami serta ketiga anaknya yang kini beranjak remaja. (IN-011)