INDRAMAYU, indramayunews.id – Cuaca yang tak menentu akibat peralihan musim (Pancaroba) membuat masyarakat harus mewaspadai sejumlah penyakit. Hal ini akibat daya tahan tubuh yang menurun, di masa peralihan musim.
Kondisi ini terjadi karena suhu tubuh manusia yang tiba-tiba berubah, menyesuaikan perubahan iklim yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem organ. Dan saat tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan musim, kekebalan tubuh secara otomatis akan menurun.
Pada masa pancaroba, kuman juga dipercaya berkembang lebih banyak. Hal ini diperparah, karena kuman akan lebih cepat berkembang di dalam tubuh saat temperatur berubah-ubah. Hal ini yang menjadi alasan, banyak orang yang jatuh sakit saat peralihan musim.
Sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai diantaranya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Jenis penyakit ini dikenal luas dengan sebutan common cold (Pilek) dan flu. Kondisi ini bisa menyerang segala usia. Istirahat yang cukup dan meningkatkan daya tahan tubuh, akan mempercepat proses kesembuhan.
Selain ISPA, penyakit yang banyak terjadi di masa pancaroba adalah diare. Hal ini akibat virus dan bakteri, kadang terbawa angin dan melekat di makanan yang disantap. Untuk mencegahnya, kita harus selalu kebersihan diri dan makanan yang dikonsumsi. Dengan cara membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan menghindari jajan sembarangan.
Ada juga demam berdarah dengue (DBD), yang patut diwaspadai. Bisa dibilang, pancaroba merupakan musimnya nyamuk Aedes Aegypti berkembang dengan cepat. Hal ini akibat banyaknya genangan air, yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah memberantas sarang nyamuk dengan 3M Plus. Yakni menguras dan membersihkan tempat penampungan air (Bak mandi, ember, tempat penampungan air minum, dan lain-lain), menutup rapat tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan “Plus” yang dimaksud adalah dengan melakukan kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Penyakit selanjutnya yang banyak ditemui di masa pancaroba adalah demam tifoid (Tifus). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, dan umumnya ditularkan melalui sanitasi yang buruk. Gejalanya adalah demam, mual, muntah, diare, atau sulit buang air besar. Tifus termasuk infeksi saluran pencernaan, yang membutuhkan pengobatan antibiotik sampai tuntas.
Dan penyakit yang terakhir adalah asma dan alergi. Peralihan cuaca, bisa meningkatkan kekambuhan asma dan alergi, baik alergi dingin atau alergi debu. Untuk mencegahnya, disarankan untuk memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan agar terlindung dari debu yang beterbangan. Khusus bagi penderita asma, alat pengontrol asma jangan sampai tertinggal.
Cuaca tak menentu di masa pancaroba, berdampak pada penurunan daya tahan tubuh manusia yang dapat menghalangi aktivitas keseharian. Untuk mencegahnya, kita harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan membiasakan pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga rutin, menghindari stres, serta melindungi diri dengan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Dan jika diperlukan, konsumsi suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh sesuai anjuran dokter. (IN-011)