SINDANG, indramayunews.id- Situs Makam Sejarah Babad Dermayu yang terletak di Jalan Singalodra Gang Ki Demang, Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu situs sejarah yang hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat sekitar.
Bahkan untuk memperbaiki sejumlah fasilitas di sekitar situs makam sejarah ini, masyarakat secara swadaya mengeluarkan anggaran sendiri untuk bisa memugar seluruh makam para pejuang pendiri Padukuhan Cimanuk Dharma Ayu yang sekarang menjadi Kota Indramayu.
Masyarakar dengan suka rela untuk bisa mempertahankan situs makam sejarah yang juga salah satu sebagai cagar budaya tersebut.
Menurut salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, untuk bisa merenovasi atau memperbaiki situs makam sejarah ini, masyarakat sudah berupaya untuk meminta suport anggaran dari Pemerintah Daerah Indramayu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, karena situs ini merupakan bagian dari cagar budaya Indramayu yang harus tetap dilestarikan, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari dinas terkait, sehingga secara terpaksa masyarakat setempat mengumpulkan anggaran untuk pemugaran atau perbaikan makam sejarah itu secara swadaya.
Sementara itu, Sisi lain dari situs makam sejarah yang juga merupakan salah satu makam keramat keturunan Pangeran Arya Wiralodra Ke-7 dan Ke-8 ternyata menyimpan sebuah misteri dan mitos yang kuat.
Pasalnya, ada larangan keras bagi peziarah untuk tidak mendokumentasikan dalam bentuk gambar atau video saat ba’da ashar hingga malam hari. Hal itu terungkap saat Tim indramayunews.id melakukan liputan khusus napak tilas Babad Dermayu, Kamis (19/08).
“Betul, disini kalau sudah sore sampai malam tidak boleh ambil gambar sembarangan. Soalnya sering muncul penampakan roh halus,” papar juru kunci Makam Ki Demang atau Demang Be’i, Nanang Sukliwon.
Di kompleks pemakaman keramat itu terdapat Makam Raden Krestal yang merupakan keturunan langsung dari Raden Arya Wiralodra generasi ke-7. Diperkirakan Raden Krestal berada di sebelum zaman penjajahan Belanda.
Di sebelahnya terdapat makam Raden Marngali Alias Demang Be’i yang juga keturunan Ke-8 dari Pangeran Arya Wiralodra. Kemungkinan Demang Be’i ada pada zaman penjajahan Belanda.
Makam lainnya ada Syech Ghozali sebagai penasehat dan Surantaka sebagai Abdi Dalem dua keturunan Raden Arya Wiralodra.
“Ada keistimewaan tersendiri bila diterawang secara gaib dari Makam Syech Ghozali. Suka ada sinar terang yang muncul dari sana,” imbuhnya.
Terpisah dari keempat Makam besar, di sebuah balai ada salah satu makam tertulis Syech Ahmad. Menurut juru kunci, Ia adalah seorang ulama penyebar agama Islam di Pedukuhan Cimanuk atau Dharma Ayu yang berasal dari Baghdad (sekarang Irak).
Dijelaskannya, ada ritual rutin yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk menghormati dan mendo’akan arwah para pendahulu yang berjasa dalam mendirikan Kabupaten Indramayu dan menyebarkan Agama Islam.
Adapun kegiatan rutin mingguan diadakan setiap malam Jum’at diadakan acara tahlil, tawasulan, dan doa bersama dimulai pada pukul 21.00 WIB untuk mendoakan para arwah suci di makam yang dikeramatkan tersebut, supaya bertujuan agar amal ibadah semasa hidupnya mereka semuanya diterima di sisi Allah SWT.
Selain itu, biasanya acara bulanan diadakan setiap malam Selasa Kliwon dan acara tahunan diadakan pada malam satu Suro (1 Muharram) yang juga diadakan tawasulan. (jal)