LOHBENER, indramayunews.id – Seorang warga di Kabupaten Indramayu, mengeluhkan kinerja kepolisian yang dianggap lambat dalam menangani sebuah perkara. Sang warga mengaku telah menjadi korban, dalam dugaan tindak pidana pencurian dengan pemberatan (Curat).
Adalah Duraji (66) warga Desa Waru Kecamatan Lohbener, yang mengeluhkan lambatnya kinerja kepolisian. Kejadian dugaan tindak pidana curat yang menimpanya, telah dilaporkan ke Polsek Lohbener pada 28 Januari lalu.
“Sudah sepekan lebih saya laporan, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan yang berarti. Laporan saya sepertinya tidak ditindaklanjuti,” ungkapnya kepada indramayunews.id, Jum’at (11/2).
Dijelaskan Duraji, kejadian berawal saat Aminah, istri Duraji, berangkat ke sawah untuk mengantarkan makanan untuknya, Jumat (28/1). Namun setibanya kembali dari sawah, Aminah justru dikejutkan saat mendapati rumahnya dalam kondisi berantakan.
“Rumahnya berantakan tidak karu-karuan. Karena seisi rumah telah diacak-acak oleh pelaku, untuk menemukan barang-barang berharga,” imbuhnya.
Akibat kejadian ini, korban mengaku mengalami kerugian hingga lebih dari Rp25 juta. Kerugian berupa uang tunai, satu unit telepon seluler serta sejumlah perhiasan.
“Ada uang, HP serta perhiasan. Kalau ditotal, kerugiannya kira-kira Rp. 25 juta lebih,” tandasnya.
Duraji kini hanya berharap, polisi segera menindaklanjuti laporannya. Sehingga dugaan tindak pidana curat yang telah menimpanya, bisa diketahui kejelasan perkembangan penanganan kasusnya.
“Sampai detik ini saya masih memiliki keyakinan, jika polisi akan bertindak profesional dengan menindaklanjuti laporan saya. Sehingga konsep Presisi yang diusung Polri, tidak hanya menjadi jargon semata,” pungkasnya. (IN-011)
