JAKARTA, indramayunews.id – Di tengah kontroversi terkait tudingan miring yang mengarah Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al- Zaytun Panji Gumilang. Jendral Purnawirawan TNI Kivlan Zen malah pasang badan membela Panji Gumilang.
Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu membantah semua tudingan yang mengarah kepada Panji Gumilang, menurutnya, Panji Gumilang dikenal pimpinan Ponpes Al Zaytun dan dia juga seorang nasionalis, tegas, dan sangat berkomitmen membela negara.
Kivlan Zen mengaku ia mengenal Panji Gumilang sejak 10 tahun lalu. Pasalnya ia pernah mengajar di Universitas Al-Zaytun milik Panji Gumilang pada 2013 silam.
“Masih sama dari pertama kenal, enggak ada perubahan. Yang saya lihat, tegas orangnya, aturan, pimpinan kepada bangsa dan negara, enggak neko-neko (macam-macam),” ungkapnya.
Ia juga membantah tudingan ajaran sesat yang dialamatkan kepada Panji Gumilang. Selama ini, Panji Gumilang dituduh membentuk NII (Negara Islam Indoensia) hingga membentuk pasukan tentara dan badan intelijen sendiri.
Namun Kivlan Zen menjelaskan, selama ia mengajar di Ponpes Al-Zaytun itu tidak pernah melihat apa yang dituduh tersebut. Ia melihatnya bahwa Panji Gumilang sangat kuat rasa nasionalismenya tetpai dengan bimbingan ruh-ruh Islami dan ajaran Pancasila.
“Bahwa orang dia menyimpang ajarannya, sejauh ini saya tidak melihat karena kalau dia mengucapkan Assalamu Alaikum ya Assalamu Alaikum,” katanya.
Selain itu, Kivlan Zen juga menuturkan bahwa dalam ajaran sholat pun juga masih sama dengan syariat Islam.
Lebih lanjut, soal poin-poin isu yang beredar di masyarakat tentang berkaitan dengan mazhab Bung Karno yang dianut Ponpes Al-Zaytun, dan lanjutan salam Yahudi yang dinyanyikan daam kegiatan keagamaan pun dibantah oleh Kivlan Zen.
“Kalau ucapan mazhab tentang pelaksanaan ibadah dan cara berpikir keislaman, saya enggak mendengar,” tuturnya.
“Kalau yang itu (Mazhab Bung Karno) mungkin saja, karena saya lihat dia betul-betul melaksanakan itu, kecintaan bangsa dan tanah air itu,ya cinta kepada Bung karno ditunjukkan,” katanya.
Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen menjawab soal azan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Zaytun yang dikatakan berbeda dari biasanya.
“Adzannya berbeda itu, bukan berbedanya yang dikatakan itu ngarang. Dia soalnya mengikuti bagaimana waktu Bilal bin Rabah, kan kalau azan kita selama ini kan mendayu-dayu, sementara kalau dia itu tegas,” pungkasnya, seperti dikutip sripoku.com. (*)