JAKARTA, indramayunews.id – Bupati Indramayu, Hj Nina Agustina SH MH CRA, melakukan presentasi terkait dengan penanganan persoalan perdagangan manusia atau trafiking, Kamis (16/11).
Saat presentasi, ia mengenakan busana khas Gadis Ngarot, dengan mahkota untaian bunga warna-warni di kepala.
Tak hanya itu, Bupati Nina bahkan menayangkan Film Ngarot, sebelum memulai presentasi. Pemutaran film disaksikan sejumlah dewan juri, seperti Yusuf Susilo Hartono, Ninok Leksono, dan Nungki Kusumastuti.
Salah seorang juri, Agus Dermawan T, menanyakan kaitan budaya dengan korupsi. Sedangkan Yusuf Susilo, memberikan pertanyaan terkait Film Ngarot serta dampak bagi masyarakat. Sementara, Nungki bertanya upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Indramayu mengatasi persoalan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Pada kesempatan ini, Bupati Nina menjelaskan film Ngarot sebagai salah satu cara dan upaya mengatasi persoalan trafiking. Menurutnya, film Ngarot diharapkan menjadi salah satu bentuk edukasi dan sosialiasi, yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Indramayu.
“Masyarakat harus disadarkan. Jangan sampai perdagangan orang terus berulang. Karena Kabupaten Indramayu merupakan penyumbang PMI terbesar di Tanah Air,” katanya saat sesi tanya jawab.
Presentasi yang disampaikan Bupati Nina bahkan diapresiasi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari. Ia menyebut orang nomor satu di Bumi Wiralodra itu sangat menguasai materi yang disajikan.
“Pemaparan Bupati Nina sangat meyakinkan,” singkatnya.
Untuk diketahui, Bupati Hj Nina Agustina SH MH CRA menjadi nominator Anugerah Kebudayaan PWI 2022. Bersama sepuluh kepala daerah lainnya, ia menjadi satu-satunya kepala daerah perempuan di Indonesia yang menjadi kandidat dan diundang oleh Dewan Pers.
“Alhamdulillah, saya bersyukur diberikan kesempatan untuk mengenalkan Indramayu kepada masyarakat luas,” pungkas Bupati Nina. (Ucp)
